PERFORMANCE
Bayangkan Anda ada di dalam suatu pertemuan. Anda memperhatikan sekeliling
Anda dan Anda mempunyai kesan terhadap orang-orang di sekitar Anda. Jono
kelihatan acuh tak acuh. Yuni kelihatan terbuka; Andi kelihatan seperti orang
yang cepat marah; Ani keras orangnya; Siti kelihatannya senang bertemu dengan
Anda; Bambang tanpak sama sekali tidak senang. Kesan-kesan tersebut Anda
tangkap tidak melalui apa yang mereka katakan pada Anda, hanya dari gerak-gerik
mereka. Semua itu Anda tangkap dari apa yang mereka ungkapkan secara non verbal
tubuh mereka, gerakan tangan, mata, dan ekspresi wajah mereka..
Dibawah ini beberapa aspek komunikasi non verbal yang mempengaruhi seorang
public spaker :
1.
Penampilan
Masalah ini berhubungan dengan bagaimana cara
berpenampilan dengan baju, asesoris dan lain-lain.
2.
Gerakan Tubuh
Perasaan nervous ketika kita tampil berbicara di depan
publik, sering tanpa sadar mendorong kita untuk menggerak-gerakkan badan kita.
Kadang kita menjadi over acting atau sebaliknya kita menjadi minder. Ketika
sampai di podium, kita sering tidak sadar menggunakan podium untuk tempat
bersandar, bergoyang-goyang atau melakukan gerakan lainnya yang tidak menguntungkan.
Apa yang seharusnya kita lakukan ketika tampil di depan
publik? Kita harus berdiri dan berjalan tegak, kelihatan tenang, berwibawa, dan
percaya diri meskipun mungkin merasa banyak “kupu-kupu” berterbangan di perut
kita.
3.
Gerakan Tangan
Yang penting dicatat dalam gerakan tangan adalah bahwa
gerakan tangan kita tidaklah boleh menarik perhatian audience sehingga audience
secara khusus memperhatikan gerakan tangan kita. Gerakan tangan
haruslah tampak wajar dan spontan. Gerakan tangan kita tidaklah terlalu
berlebihan melainkan berfungsi membantu memperjelas atau menekankan ide kita.
4. Kontak Mata
Kira-kira 75%
dari komunikasi non verbal dilakukan dengan wajah kita. Jadi penting bagi kita
belajar menggunakan otot-otot wajah kita untuk mengungkapkan apa yang kita
kehendaki dengan tepat.
Bola mata memang tidak mengekspresikan emosi, tetapi
dengan memanipulasi bola mata dan wajah sekelilingnya, terutama kelopak mata
atas dan alis, kita dapat menangkap pesan-pesan non verbal yang disampaikan.
Begitu pentingnya kontak mata, sehingga ada pepatah mengatakan bahwa mata
adalah “jendela jiwa kita”.
Cara yang tercepat untuk menciptakan komunikasi dengan
pendengar adalah lihatlah mata mereka dengan bersahabat. Idealnya berbicara di
depan publik 80% sampai 90% dari waktu pembicaraan, haruslah melihat audience.
Akan tetapi tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, melainkan bagaimana cara
memandang itupun sangat penting. Pandangan yang kosong meskipun melihat mata
lawan bicara, juga hampir sama jeleknya dengan tidak melakukan kontak mata sama
sekali. Demikian juga pandangan mata yang dingin, kaku, dan sombong.
Mata haruslah memancarkan rasa percaya diri, kesungguhan,
jujur dan bersahabat. Mata harus mengatakan “Saya senang berbicara di depan
Anda; saya benar-benar jujur dengan apa yang saya katakan, dan saya ingin
Andapun demikian”.
0 comments:
Post a Comment