Friday 3 May 2013

PERFORMANCE



 PERFORMANCE
EKSPRESI WAJAH DAN BAHASA TUBUH

Bayangkan Anda ada di dalam suatu pertemuan. Anda memperhatikan sekeliling Anda dan Anda mempunyai kesan terhadap orang-orang di sekitar Anda. Jono kelihatan acuh tak acuh. Yuni kelihatan terbuka; Andi kelihatan seperti orang yang cepat marah; Ani keras orangnya; Siti kelihatannya senang bertemu dengan Anda; Bambang tanpak sama sekali tidak senang. Kesan-kesan tersebut Anda tangkap tidak melalui apa yang mereka katakan pada Anda, hanya dari gerak-gerik mereka. Semua itu Anda tangkap dari apa yang mereka ungkapkan secara non verbal tubuh mereka, gerakan tangan, mata, dan ekspresi  wajah mereka..

Dibawah ini beberapa aspek komunikasi non verbal yang mempengaruhi seorang public spaker :
1.     Penampilan
Masalah ini berhubungan dengan bagaimana cara berpenampilan dengan baju, asesoris dan lain-lain.

2.     Gerakan Tubuh
Perasaan nervous ketika kita tampil berbicara di depan publik, sering tanpa sadar mendorong kita untuk menggerak-gerakkan badan kita. Kadang kita menjadi over acting atau sebaliknya kita menjadi minder. Ketika sampai di podium, kita sering tidak sadar menggunakan podium untuk tempat bersandar, bergoyang-goyang atau melakukan gerakan lainnya yang tidak menguntungkan.
Apa yang seharusnya kita lakukan ketika tampil di depan publik? Kita harus berdiri dan berjalan tegak, kelihatan tenang, berwibawa, dan percaya diri meskipun mungkin merasa banyak “kupu-kupu” berterbangan di perut kita.

3.     Gerakan Tangan
Yang penting dicatat dalam gerakan tangan adalah bahwa gerakan tangan kita tidaklah boleh menarik perhatian audience sehingga audience secara khusus memperhatikan gerakan tangan kita. Gerakan tangan haruslah tampak wajar dan spontan. Gerakan tangan kita tidaklah terlalu berlebihan melainkan berfungsi membantu memperjelas atau menekankan ide kita.

4.    Kontak Mata
Kira-kira 75% dari komunikasi non verbal dilakukan dengan wajah kita. Jadi penting bagi kita belajar menggunakan otot-otot wajah kita untuk mengungkapkan apa yang kita kehendaki dengan tepat.

Bola mata memang tidak mengekspresikan emosi, tetapi dengan memanipulasi bola mata dan wajah sekelilingnya, terutama kelopak mata atas dan alis, kita dapat menangkap pesan-pesan non verbal yang disampaikan. Begitu pentingnya kontak mata, sehingga ada pepatah mengatakan bahwa mata adalah “jendela jiwa kita”.
    
Cara yang tercepat untuk menciptakan komunikasi dengan pendengar adalah lihatlah mata mereka dengan bersahabat. Idealnya berbicara di depan publik 80% sampai 90% dari waktu pembicaraan, haruslah melihat audience. Akan tetapi tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, melainkan bagaimana cara memandang itupun sangat penting. Pandangan yang kosong meskipun melihat mata lawan bicara, juga hampir sama jeleknya dengan tidak melakukan kontak mata sama sekali. Demikian juga pandangan mata yang dingin, kaku, dan sombong.
    
Mata haruslah memancarkan rasa percaya diri, kesungguhan, jujur dan bersahabat. Mata harus mengatakan “Saya senang berbicara di depan Anda; saya benar-benar jujur dengan apa yang saya katakan, dan saya ingin Andapun demikian”.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More