Album Photo Ke-1

Contoh Portofolio kami,, persiapan shooting film FTV.

Album Photo Ke-2

Shooting acara pelatihan di Abhiseka,,Pelatihan Public Speaking Angkatan Ke-49.

Album Photo Ke-3

Penutupan Pelatihan Public Speaking Angkatan Ke-51,,Pelatihan di Abhiseka Training Center,,Jalan Ipda Tut Harsono No. 26 Yogyakarta.

Album Photo Ke-4

Menerima Copy CD/DVD dan Video Shooting, Service Komputer PC maupun Notebook dengan Harga Murah Meriah, untuk Wilayah Jogjakarta Hubungi 081 8080 11944.

Ini Album Photo Ke-5

Kami juga melayani pembuatan Video Company Profile, film Dokumenter, Video Klip, Jasa pembuatan Iklan, dll

Monday, 15 April 2013

Handling Complaints



 Pendahuluan

Menangani pelanggan yang kecewa terhadap pelayanan kita bukanlah sesuatu yang mudah apalagi bagi orang yang memahami bahwa pelanggan adalah orang yang paling penting yang menerima jasa perusahaan. Untuk merekalah kita bekerja dan merekalah yang membayar gaji saya. Banyak orang yang mengatakan “bagaimana mungkin saya membuatnya kecewa, padahal saya sudah bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan standard operation procedure.” Kenyataannya adalah kekecewaan selalu menyertai suatu aktivitas melayani. Menurut masukan, Hotel Patra Jasa sering menghadapi keluhan seperti misalnya:
  1. masalah parkir yang jauh
  2. masalah FO yang kurang ramah
  3. masalah laundry
  4. masalah bell boy yang kurang cekatan

Mengapa hal tersebut terjadi? Bagaimana kita menghadapinya secara cepat dan professional? Yang paling penting kita menyadari bahwa keluhan, betapapun kecilnya, haruslah dicarikan jalan keluar. Orang Jawa mempunyai keyakinan bahwa waktu menyelesaikan persoalan. Dalam hal tertentu memang demikian bahwa time heals the wound, akan tetapi dalam hal pelayanan hal ini tidak benar karena kekecewaan pelanggan adalah seperti bola salju yang turun gunung. Makin lama makin membesar dan apabila makin membesar kita tidak kuasa menanggulanginya. Mereka malas datang, hotel sepi dan kita malas bekerja. 

Keberhasilan memuaskan pelanggan mengharuskan semua yang terlibat dalam Hotel Patra Jasa harus mempunyai konsentrasi yang sama yaitu orientasi kepuasan pelanggan. Siapa pelanggan itu bagi Patra Jasa? Mereka adalah tamu hotel, atau dapat juga perusahaan–perusahan yang memberi kepercayaan kpd hotel, atau bahkan dapat juga mereka yang mengantar surat atau sekedar mencari informasi bahkan yang memohon sumbangan. Hal ini berarti suatu kegiatan yang melibatkan seluruh insane yang ada di Hotel Patra Jasa. Jadi bukan hanya staf gugus depan, pengawasan atau pencatatan keluhan, yang harus bersikap yang berorientasikan pelanggan, tetapi semuanya.

Mengapa Mereka Kecewa dan Mengeluh?


Terlebih dulu haruslah dipahami sebab-sebab timbulnya keluhan atau kekecewaan. Sebelum kita membahas tentang complaints kita terlebih dulu mengetahui kerangka timbulnya kepuasan dan keluhan pelanggan. Secara keseluruhan keluhan dan kepuasan muncul karena:
1.    Kualitas produk
2.    Kualitas pelayanan
3.    Faktor pribadi
4.    Faktor situasi
5.    Harga

Sedangkan kualitas pelayanan hotel Patra Jasa dapat mempunyai dimensi:
1.    Tangibles atau kualitas pelayanan yang menyangkut masalah fisik hotel, misalnya: peralatan, kebersihan, kualitas folder atau flyers
2.    Reliability atau keterandalan. Maksudnya disini adalah apakah hotel dapat diandalkan dalam janjinya; kalau customer mempunyai masalah, hotel menunjukkan kesungguhan dalam menanganinya; pelayanannya cepat; selalu berusaha untuk tidak melakukan kesalahan
3.    Responsiveness atau tanggap berarti kualitas pelayanan yang berhubungan dalam menanggapi customers misalnya: pelayanannya tepat, selalu tanggap membantu pelanggan, hotel tidak terlihat repot melayani pelanggan
4.    Assurance menyangkut masalah kepastian pelayanan. Maksudnya di sini adalah penyangkut pegawai hotel yang selalu menimbulkan rasa percaya diri bagi customer; customer merasa aman kalau mengadakan transaksi dengan customer; pegawai hotel mempunyai pengetahuan untuk menjawab pertanyaan pelanggan. 
5.    Empati ini menyangkut masalah bagaimana individu pegawai hotel melayani tamunya. customer merasa diperhatikan kepentingannya pribadinya; waktu pelayanannya memberikan kenyamanan bagi customer; pelayanannya tulus, mengerti apa yang dibutuhkan oleh pelanggan.

Permasalahan yang muncul sehingga timbul keluhan adalah karena adanya Gap atau jeda antara dimensi kualitas ideal pelayanan yang diharapkan customer dengan kenyataan yang dihadapi di hotel. Jeda tersebutlah yang menimbulkan keluhan. Hal-hal yang harus dihindari memang menyangkut masalah bagaimana seorang pegawai hotel menanggapinya. Bagaimana?

Apakah prosedur mempersulit Pelanggan?
·         Banyak pelanggan yang tidak puas dan mengeluh karena Anda terlalu berbelit-belit, istilah Anda sukar dipahami; mereka menjadi emosional ketika berurusan dengan Anda
·         Pelanggan baru sering kebingungan dan terkejut saat menghadapi Anda. Mereka bertanya apakah dapat diberikan salinan istilah dan aturan Anda
·         Lama bagi karyawan baru untuk memahami dan melaksanakan prosedur Anda.

Prosedur dan sistem yang ramah terhadap pelanggan
·         Prosedur Anda dirasa pelanggan masuk akal dan membantu mereka mencapai tujuan
·         Kata-kata yang digunakan serta cara mengerjakan tugas tidak dirasa membingungkan dan aneh
·         Penilaian pelanggan setelah berurusan dengan Anda positif karena Anda berkesan sopan, ramah, dan mau membantu kesulitan mereka.
·         Bagi pelanggan aturan-aturan Anda tidak dirasakan sebagai “kendala”, namun sebagai alat untuk memuaskan mereka, atau paling tidak , merupakan penjelasan jika pemenuhan kebutuhan secara penuh mustahil diberikan. (Maculay dan Cook, 1996)

Mereka selalu ingin dianggap penting, Jadi Tingkatkan Keramahan, Bagaimana?
·         Pertahankan kesederhanaan aturan. Jika terlalu banyak atau kompleks, aturan justru tidak akan diiindahkan.
·         Mengevaluasi kembali peraturan-peraturan
·         Periksalah apakah prosedur tertulis dan pelaksanaannya sudah perubahan di lapangan.
·         Jangan terlalu kaku dengan standar yang ada.
·         Upayakan selalu cara fleksibel dan cepat untuk mengatasi kesalahan dan keluhan. Selalu sedia untuk membetulkan kesalahan.
·         Tanamkan selalu nilai dan prinsip di balik prosedur. Hal ini mendorong timbulnya komitmen, pemahaman, dan semangat ketika melaksanakan prosedur tersebut.
·         Mencari masukan masukan dari pelanggan secara berkala berdasarkan pada kasus-kasus tertentu, mintalah pelanggan untuk menceritakan pengalamannya ketika berurusan dengan perusahaan Anda

Apakah memuaskan berarti memberikan pelanggan apa yang dia mau? Tentu saja tidak! Pandai-pandailah bersikap dan berperilaku!
·         Beri kesempatan kepada pelanggan untuk menjelaskan situasinya secara lengkap. Dengar secara aktif tanpa memapasnya di tengah.
·         Tunjukkan tanggung jawab Anda terhadap situasi, dengan menggunakan kalimat semisal “saya prihatin mendengarnya”, ‘rasanya hal itu sangat mengganggu Anda”, atau kalimat serupa yang mencerminkan empati Anda terhadap masalah yang dirasakan pelanggan.
·         Tunjukkan bahwa Anda akan mengambil alih tanggung jawab untuk situasi tersebut dan bahwa Anda bersedia membantu.
·         Tanyailah pelanggan untuk menemukan faktanya. Tulis semuanya dan buat ringkasannya untuk menunjukkan kepada pelanggan bahwa Anda telah memahami sepenuhnya permasalahn mereka.
·         Menyetujui satu keputusan bersama pelanggan mengenai keberatan itu. Katakan apa yang dapat Anda lakukan bukan sebaliknya.
·         Pastikan bahwa Anda melakukan apa yang telah dijanjikkan. Selanjutnya selesaikan bersama pelanggan untuk memastikan bahwa mereka puas.
·         Senantiasa berikan informasi kepada pelanggan.
·         Jangan tampak seperti orang tak berminat.
·         Jangan kehilangan kendali, jangan tunjukkan kegusaran Anda kepada pelanggan menyangkut situasi tersebut.
·         Jangan biarkan pelanggan tahu bahwa keberatannya cuma soal sepele, yang telah berulangkali Anda dengan sebelumnya.
·         Jangan bersikap tidak luwes. Mengatakan, “Memang, itu’kan kebijakan perusahaan,” atau “Kami tak dapat melakukannya,” akan menyakitkan hati pelanggan.
·         Jangan persalahkan orang lain. Pelanggan tidak peduli dengan kebijakan internal Anda. Ia perlu pemecahan atas masalahnya sekarang juga.
·         Jangan plin-plan
·         Jangan menangis
·         Dapatkan perhatian pelanggan
·         Kendalikan pelanggan yang keras kepala

Materi Akses Sukses Dunia Kerja



WAWANCARA KERJA

Secara umum, seleksi terhadap calon karyawan dilakukan agar perusahaan dapat menemukan bukti bahwa calon karyawan dapat menangani suatu pekerjaan tertentu dan menemukan bukti bahwa calon tersebut akan sesuai dengan perusahaan (Bovee & Thill: 384)
Wawancara kerja merupakan salah  satu bagian dari proses seleksi karyawan. Pada umumnya jumlah yang akan diterima sebagai karyawan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang melamar pekerjaan tersebut. 
Sebagian besar perusahaan dan lembaga yang akan menerima karyawan bahkan seringkali menggunakan wawancara kerja  sebagai metode yang paling utama dan diandalkan, mengingat biaya yang dikeluarkan relatif murah dan dapat langsung bertatap muka dengan si pelamar.
Pada jenis pekerjaan tertentu wawancara kerja dilakukan berkali-kali, sebelum para pelamar ditetapkan diterima bekerja. Hal ini dilakukan oleh pemberi kerja karena disadari bahwa kemampuan seorang calon karyawan tidak bisa diungkap dalam satu wawancara saja tetapi memerlukan berbagai tahap agar pelamar yang terpilih adalah yang benar-benar sesuai dengan yang diperlukan.
Bagi para pencari kerja, wawancara kerja  adalah”entry point” yang harus dilewati, dan pada sebagian pelamar sudah ber-ulang2 mengikuti berbagai wawancara diberbagai tempat dan diberbagai perusahaan maupun lembaga, tetapi pemahaman terhadap wawancara masih merupakan hal yang masih bersifat “samar-samar”.
Meskipun para pelamar sudah memahami bahwa wawancara merupakan salah satu bagian yang harus dilalui dalam melamar pekerjaan, tetapi sebagian besar pelamar tidak siap untuk menghadapi wawancara kerja.    
Banyak pelamar yang sudah lulus melewati ujian tertulis, psychotest bahkan ujian ketrampilan kerja tetapi gagal ketika harus menghadapi wawancara. Beberapa hal yang ”sederhana” ketika ditanyakan dalam wawancara sering menjadikan mereka menjadi “bingung” dan “bisu”.
Misalnya ketika para pelamar harus menjawab pertanyaan - pertanyaan:
§  berapa gaji yang diinginkan,
§  pekerjaan apa yang paling disukai,
§  apakah lebih menyukai pekerjaan dikantor atau dilapangan,
§  apakah lebih menyukai memimpin staff atau merupakan bagian dari staff yang dipimpin oleh seorang pimpinan kelompok,
§  mana yang akan dipilih bekerja pada bagian dari perusahaan yang diluar kota (diproyek) atau dikantor pusat administrasi,
§  mana yang lebih disukai bekerja pada anak perusahaan atau di induk perusahaan,
§  apa yang saudara ketahui tentang perusahaan yang saudara lamar,
§  dlsb.
Disisi lain para pelamar sering kesulitan untuk mengetahui arah dan maksud pewawancara, misalnya pada saat harus menjawab dan menjelaskan, pertanyaan-pertanyaan berikut:
§  bagaimana pandangan saudara terhadap perusahaan yang saudara lamar,
§  apa pendapat saudara terhadap pekerjaan yang saudara inginkan dari perusahaan ini,
§  dari gaji yang akan diterima setiap bulan, bagaimana rencana penggunaannya,
§  siapa yang menanggung biaya selama studi,
§  apakah bersedia melepas “jilbab” apabila disyaratkan oleh perusahaan,
§  dlsb
Maksud dan Tujuan Wawancara Kerja
Wawancara kerja (job interview) merupakan salah satu faktor penting dalam proses seleksi karyawan. Meskipun mengandung nilai “subektifitas” yang cukup tinggi dibandingkan dengan cara seleksi yang lain, tetapi metode wawancara masih dianggap memiliki berbagai kelebihan dalam hal para petugas seleksi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Disisi yang lain metode wawancara dianggap merupakan cara yang paling sederhana, mudah pelaksanaannya dan biayanya relatif rendah. Tetapi metode ini tidak mungkin dilakukan untuk jumlah pelamar dalam jumlah yang sangat besar.
Lembaga atau Perusahaan melakukan wawancara kerja sebagai bagian dari cara untuk mendapatkan karyawan dan menemukan kecocokan antara  yang “dimiliki” pelamar dengan yang “diinginkan” oleh perusahaan atau lembaga yang memerlukan karyawan untuk pekerjaan dengan syarat tertentu.
Dengan demikian pada umumnya tujuan dari wawancara kerja adalah:
·         Untuk mengetahui apakah pelamar memiliki “kemampuan” yang dipersyaratkan, dan sekaligus mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk memperoleh pekerjaan yang ditawarkan,
·         Untuk mengetahui kepribadian pelamar kaitannya dengan kondisi lingkungan yang akan dihadapi sesudah menjadi karyawan,
·         Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan yang ditawarkan kepada calon karyawan,
·         Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan perusahaan untuk melengkapi informasi yang sudah diberikan pelamar dalam surat lamaran kerja,
Bagi si pelamar, wawancara kerja memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan secara langsung pengalaman, pengetahuan, ketrampilan, dan berbagai faktor lainnya yang berguna untuk meyakinkan perusahaan bahwa dia layak dan memenuhi kualifikasi untuk mendapatkan pekerjaan (memegang jabatan) yang ditawarkan. Wawancara kerja juga memungkinkan pelamar untuk menunjukkan kemampuan interpersonal, professional, dan kepribadian pelamar serta merupakan kesempatan menjelaskan lebih rinci dari CV (Curriculum Vitae) yang telah disampaikan oleh pelamar.
 Teknik Wawancara Kerja
Teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan maupun lembaga dalam melakukan wawancara kerja adalah wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja behavioral. Dalam prakteknya seringkali mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.
1.       Wawancara kerja tradisional
Wawancara jenis ini menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka seperti “mengapa anda ingin bekerja di perusahaan ini”, dan “apa kelebihan dan kekurangan anda”. Kesuksesan dan kegagalan dalam wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si pelamar dalam berkomunikasi menjawab pertanyaan-pertanyaan, daripada kebenaran atau isi dari jawaban yang diberikan. Selain itu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih banyak bersifat mengklarifikasikan apa yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar. Dalam wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas 3 (tiga) pertanyaan: apakah si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan, apakah si pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan harapan recruiter, dan apakah si pelamar akan bisa bekerja dalam team dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan.
2.       Wawancara kerja behavioral
Wawancara didasarkan pada teori bahwa “performance” (kinerja) di masa lalu merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku pelamar di masa mendatang (baca: ketika bekerja). Wawancara kerja dengan teknik ini sangat sering digunakan untuk merekrut karyawan pada level managerial atau oleh perusahaan yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan masalah-masalah kepribadian. Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap suatu kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana pelamar memandang suatu tantangan/permasalahan dan menemukan solusinya. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan antara lain: "coba anda ceritakan pengalaman anda ketika gagal mencapai target yang ditetapkan”, dan “berikan beberapa contoh tentang hal-hal apa yang anda lakukan ketika anda dipercaya menangani beberapa proyek sekaligus”. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut si pelamar perlu mempersiapkan diri untuk mengingat kembali situasi, tindakan dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu. Selain itu, sangat penting bagi pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dari pewawancara agar dapat menjelaskan secara rinci gambaran situasi yang dihadapinya. Untuk itu diperlukan ketrampilan berkomunikasi yang baik dari si pelamar. Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini sangat tergantung pada kemampuan pelamar dalam menggambarkan situasi yang berhubungan dengan pertanyaan pewawancara secara rinci dan terfokus. 
Jenis Wawancara Kerja
·      Wawancara Seleksi (Screening Interview). Jika pelamar atau kandidat untuk menduduki jabatan berjumlah lebih dari satu orang maka dilakukan wawancara kerja untuk menyeleksi siapa diantara kandidat tersebut merupakan kandidat yang paling qualified sehingga bisa dilanjutkan ke tahap seleksi berikutnya. Wawancara seleksi biasanya berlangsung singkat antara 15 – 30 menit.
·      Wawancara Telepon (Telephone Interview). Demi menghemat biaya dan efisiensi waktu, banyak recruiter yang melakukan wawancara kerja melalui telepon. Oleh sebab itu, pelamar harus siap dihubungi sewaktu-waktu, sebab seringkali recruiter tidak memberikan pilihan bagi pelamar untuk menentukan waktu kapan ia siap diwawancarai melalui telepon.
·      Wawancara di Kampus / Sekolah (On-Campus Interview) . Meskipun tidak banyak perusahaan yang melakukan wawancara kerja di kampus, namun untuk perusahaan-perusahaan tertentu yang mencari para lulusan untuk dilatih lebih lanjut, cara ini dinilai sangat efektif karena memberikan akses bagi perusahaan tersebut untuk mendapatkan kandidat terbaik yang mungkin sangat sulit diperoleh jika menunggu para kandidat tersebut datang melamar.
·      Wawancara di Pameran Kerja  (Job Fair Interview). Pameran kerja diadakan untuk menjembatani perusahaan dengan para pencari kerja. Pada pameran kerja biasanya, perusahaan memberikan berbagai informasi mengenai perusahaannya, menerima surat lamaran dan CV dari pengunjung (pencari kerja), bahkan tidak jarang para recruiter langsung melakukan wawancara di stand (booth) mereka. Di Indonesia memang pameran seperti ini masih sangat jarang dilaksanakan jika dibandingkan dengan pameran otomotif, rumah maupun furniture.
·      Wawancara di Lokasi Kerja (On-Site Interview). Ketika seorang kandidat telah lolos dalam tahap wawancara seleksi, seringkali perusahaan mengundang kandidat tersebut untuk melihat secara langsung lokasi kerja. Pada kesempatan tersebut recruiter biasanya langsung melakukan wawancara secara mendalam. Bagi pelamar yang belum memiliki pengalaman kerja pada lokasi yang lingkungannya kurang lebih sama, wawancara kerja di lokasi mungkin bisa terasa menakutkan karena mungkin harus melakukan perjalanan dan berada di wilayah yang tidak ia kenal.
·      Wawancara Kelompok (Panel or Group Interview). Wawancara kelompok adalah suatu jenis wawancara kerja dimana para pewawancara (recruiter) terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih. Biasanya wawancara jenis ini dilakukan jika perusahaan memandang bahwa pelamar sudah hampir memenuhi syarat untuk diterima bekerja. Biasanya para penanya dalam wawancara inilah yang memiliki wewenang untuk memutuskan apakah pelamar akan diterima bekerja atau tidak.
·      Wawancara Kasus (Case Interview). Wawancara kerja jenis ini menekankan pada kemampuan analisis dan pemecahan masalah terhadap suatu kasus tertentu. Biasanya dalam wawancara kasus, pelamar diminta untuk berperan sebagai pemegang jabatan yang ditawarkan, lalu diberikan sebuah kasus untuk dicarikan solusinya.
Pertanyaan-Pertanyaan Umum
Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara kerja sangat tergantung pada teknik apa yang digunakan oleh si pewawancara. Jika menggunakan teknik wawancara kerja tradisional maka pertanyaan-pertanyaan yang seringkali diajukan antara lain sebagai berikut:
·         Jelaskan tentang pribadi saudara?
·         Apa kelebihan dan kekurangan saudara?
·         Apa saja prestasi yang pernah dicapai pada kehidupan saudara? 
·         Alasan berhenti dari perusahaan atau lembaga yang lalu?
·         Apa saja tugas dan tanggung jawab saudara pada pekerjaan yang lalu?
·         Darimana saudara tahu tentang kesempatan kerja di perusahaan atau lembaga yang saudara hadapi sekarang ini?
·         Mengapa saudara tertarik untuk melamar di perusahaan ini?
·         Apa yang saudara ketahui tentang perusahaan dan pekerjaan yang saudara kehendaki?  

Dalam wawancara yang menggunakan teknik wawancara kerja behavioral, maka pertanyaan-pertanyaan di atas seringkali ditambahkan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
·         Kapan saudara mengalami masalah, situasi, tugas yang sulit dan sangat tidak menyenangkan dan bagaimana cara saudara menyelesaikannya.
·         Bagaimana cara saudara “mencapai” hasil yang diinginkan.
·         Bagaimana cara saudara mengatasi situasi ketika harus melaksanakan banyak tugas, bagaimana caranya menentukan prioritas tugas mana yang harus didahulukan.
·         Apakah bisa saudara ceritakan keputusan apa yang paling sulit yang harus diambil dalam setahun terakhir ini? Mengapa?
·         Apa yang saudara lakukan sebagai anggota atau Ketua Tim ketika harus menghadapi kegagalan ataupun keberhasilan kerja tim?
·         Bagaimana cara saudara menyelesaikan konflik?
·         Tindakan-tindakan apa yang saudara lakukan ketika harus membuat suatu aturan yang tidak “populer” dimata karyawan tetapi menguntungkan bagi perusahaan secara keseluruhan?
Dalam wawancara kerja, agar tercipta suasana yang interaktif, biasanya dimungkinkan untuk seorang pelamar memberikan “feedback” pertanyaan kepada pewawancara, baik berupa penjelasan tentang maksud pertanyaan pewawancara maupun pertanyaan lain.  Oleh karena itu dianjurkan para pelamar mempersiapkan beberapa pertanyaan.
YANG DIANJURKAN UNTUK WAWANCARA
Mengingat pentingnya wawancara pada proses seleksi penerimaan karyawan dan harus dilewati oleh para pelamar pencari kesempatan kerja, maka hal-hal berikut layak diperhatikan untuk persiapan sebelum menghadapi wawancara kerja, antara lain:
a.       Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara dan datang tepat waktu, usahakan 15 menit sebelum waktu yang ditentukan anda sudah ada di tempat.
b.       Apabila ada sesuatu yang mengakibatkan anda tidak hadir tepat waktu, maka harus memberitahukan kepada pewawancara (fihak perusahaan-lembaga).
c.        Siapkan surat lamaran dan CV anda serta dokumen yang diperlukan untuk mendukung wawancara, sertifikat, diploma, ijasah, surat penghargaan dan hal-hal lain yang dianggap perlu dan perlu ditunjukkan pada saat wawancara atau diperlukan untuk pemeriksaan dan pencocokan dokumen fotocopy dengan yang asli.
d.       Siapkan dokumen lain yang diperlukan untuk persyaratan wawancara antara lain siapkan surat panggilan, bila merupakan salah satu yang harus ditunjukkan.
e.        Berpakaian yang bersih, rapi, sopan dan formal kecuali kalau ditentukan lain oleh fihak perusahaan.
f.         Bersikap tenang, yakin dan selalu berfikir positip.
g.       Bersikaplah baik dengan menyapa kepada satpam, petugas resepsionis, dan petugas-petugas lain yang menangani kegiatan awal sebelum wawancara.
h.       Apabila harus mengisi buku tamu atau formulir yang telah disediakan maka isilah dengan lengkap dan benar.
i.         Ucapkan salam kepada pewawancara dan jika harus berjabat tangan, jabatlah dengan benar.
j.         Berdirilah dengan sikap yang benar dan duduklah dengan benar sesudah dipersilakan, dengan posisi yang tegak dan seimbang.
k.       Ingat dengan baik nama pewawancara dan jangan sampai keliru menyebut, serta lakukan kontak mata pada saat wawancara berlangsung.
l.         Tunjukkan minat, antusiasisme, kesungguhan dan ketertarikan saudara terhadap pekerjaan yang ditawarkan.
m.     Aturlah ekspresi suara saudara pada saat berbicara, pastikan bahwa suara saudara terdengar jelas oleh pewawancara dan hanya menggunakan bahasa formal. 
n.       Perhatikan pernyataan dan pertanyaan dengan baik dan saudara hanya berbicara dan menjawab “fokus” hanya pada masalah yang ditanyakan.
o.       Tunjukkan kemampuan dan kelebihan diri saudara tetapi jangan berlebihan.
p.       Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus saudara lakukan selanjutnya dan ucapan terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada saudara.

Hal-hal yang harus dihindari
a.       Datang terlambat. 
b.       Kelihatan kesal dan tidak sabar karena menunggu terlalu lama.
c.        Tidak membawa dokumen yang diperlukan untuk wawancara.
d.       Mengikuti wawancara tanpa persiapan.
e.        Merokok, mengunyah permen atau  bersikap yang tidak pada tempatnya.
f.         Berpakaian dan berdandan tidak pada tempatnya.
g.       Menjawab dengan “celetukan” atau kata-kata, kalimat yang kurang perlu, pernyataan yang tidak jelas.
h.       Lambat memberikan respon dan jawaban.
i.         Mengalihkan topik pembicaraan ke hal-hal yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan
j.         Mencela diri sendiri, menjelekkan mantan atasan, mantan rekan kerja atau perusahaan yang lama.
k.       Memanipulasi data, berbohong atau memberikan keterangan yang tidak sebenarnya.
l.         Membawa perlengkapan yang kurang tepat saat wawancara.
m.     Memperlihatkan sikap putus asa, dengan menyatakan bahwa bersedia bekerja untuk bidang apa saja, posisi dimanapun juga dan mau melakukan apa saja asal bisa diterima bekerja di perusahaan tersebut.
n.       Mengajak teman atau keluarga pada saat wawancara.
o.       Mengemukakan hal-hal yang masih bersifat kontroversial.
p.       Menelpon atau menerima telepon, atau membaca buku selama wawancara.



SURAT LAMARAN KERJA

Surat lamaran kerja harus dibuat sedemikian rupa, sehingga menarik bagi yang akan membacanya.
Pada bagian pembuka surat lamaran kerja seharusnya berisi: rangkuman kualifikasi yang dimiliki yang relevan dengan jabatan yang diinginkan, menyebut nama seseorang yang “familier” sebagai sumber informasi atau sumber informasi lain tentang adanya lowongan kesempatan kerja diperusahaan tersebut, berikan pertanyaan atau pernyataan keinginan untuk bergabung dalam rangka memenuhi kebutuhan atau ikut memecahkan masalah yang ada diperusahaan tersebut, atau juga dapat menyebutkan “cuplikan” berita, iklan atau pengumuman lowongan kesempatan kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.
Pada bagian pertengahan surat lamaran kerja berisi uraian singkat kualifikasi yang dimiliki yang relevan dengan jabatan yang diinginkan, yaitu pendidikan, pengalaman kerja, sikap, minat, aktifitas dan kualitas pelamar.
Pada bagian penutup surat lamaran kerja berisi harapan dan keinginan pelamar untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan tersebut, menuliskan alamat komunikasi, nomor telpon dan hal lain yang akan memudahkan pelamar untuk dihubungi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
§  Surat lamaran harus menampilkan kualifikasi atau pengalaman kerja yang sesuai dengan posisi pekerjaan yang diinginkan.
§  Surat lamaran harus mengungkapkan hal-hal yang positip tentang kualifikasi yang dimiliki sehingga membangkitkan minat bagi yang membacanya.
§  Secara fisik surat lamaran harus rapi dan menarik.
§  Ungkapkan hal-hal yang mengakibatkan pelamar berbeda dengan pelamar yang lain dan mengungkapkan segala sesuatunya berdasarkan kepentingan pembacanya.
§  Surat lamaran yang dibuat asal-asalan dan tidak spesifik ditujukan pada perusahaan yang bersangkutan pun, bisa memberi kesan kemalasan si pengirim dan pribadi yang semaunya serta kurang kreatif.
§  Padahal seharusnya surat lamaran, disusun dengan cermat, sehingga dapat meyakinkan  pembacanya dan idealnya sebuah surat lamaran tidak menyisakan pertanyaan yang tidak perlu bagi pembacanya.
§  Jangan ada salah ejaan atau kesalahan mengetik terutama untuk nama perusahaan, nama orang, gelar dan hal-hal yang bersifat sensitive lainnya.
§  Alamatkan surat lamaran pada orang yang berwenang langsung dan konpeten, sehingga memberi kemungkinan yang lebih besar untuk lebih cepat sampai dan diproses. 
§  Gunakan tata bahasa dan kata-kata yang sesuai dengan pribadi pelamar sendiri, sehingga pembaca akan merasa seperti “berkomunikasi” dengan pelamar sendiri. Tidak dianjurkan untuk meniru dan mencontoh surat-surat orang lain ataupun buku “Contoh Menulis Surat Lamaran Kerja”. Pada dasarnya, perusahaan atau lembaga yang menerima lamaran kerja memerlukan kehadiran pelamar secara”orisinal”.
§  Gunakan kata dan frase yang berarti untuk perusahaan. Bila melamar dari sebuah iklan lowongan kerja di surat kabar, pastikan saudara mencantumkan kualifikasi yang disyaratkan dalam iklan tersebut.    

Daftar Pustaka:
Bovee, L. Courland dan John V. Thill, “Business Communication Today”, Fourth Edition, New York: McGraw-Hill, Inc, 1995.
Djoko Purwanto, “Komunikasi Bisnis”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999.
Muslich Zainal Asikin, “Memahami Dunia Kerja”, Seminar Fakultas Psikologi Universitas Maranata – IPBSD, Bandung, 2002.
Muslich Zainal Asikin, “Job Interview for Engineer”, Seminar Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2002.
Muslich Zainal Asikin, “Komunikasi Bisnis”, Bahan Serahan Kuliah D3 FE UII, Yogyakarta, 2001.
Muslich Zainal Asikin, “Job Interview”, Seminar Mahasiswa Penerima Beasiswa PT DJARUM, Yogyakarta, Purwokerto, Surabaya, 2000 – 2001.
Muslich Zainal Asikin, “Profesionalisme, Engineering & Entrepreneurship”, Seminar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2002.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More