Album Photo Ke-1

Contoh Portofolio kami,, persiapan shooting film FTV.

Album Photo Ke-2

Shooting acara pelatihan di Abhiseka,,Pelatihan Public Speaking Angkatan Ke-49.

Album Photo Ke-3

Penutupan Pelatihan Public Speaking Angkatan Ke-51,,Pelatihan di Abhiseka Training Center,,Jalan Ipda Tut Harsono No. 26 Yogyakarta.

Album Photo Ke-4

Menerima Copy CD/DVD dan Video Shooting, Service Komputer PC maupun Notebook dengan Harga Murah Meriah, untuk Wilayah Jogjakarta Hubungi 081 8080 11944.

Ini Album Photo Ke-5

Kami juga melayani pembuatan Video Company Profile, film Dokumenter, Video Klip, Jasa pembuatan Iklan, dll

Wednesday, 1 May 2013

Warna dan kode untuk aplikasi Coreldraw


Berikut adalah daftar warna :
Nama
Contoh

128
128
128
0, 0, 0, 128

0
0
255
255, 255, 0, 0

0
0
128
255, 255, 0, 127

150
75
0
0, 74, 150, 105

255
215
0
0, 40, 255, 0

0
255
0
255, 0, 255, 0

0
0
0
0, 0, 0, 255

255
255
0
0, 0, 255, 0

255
0
0
0, 255, 255, 0

128
0
0
0, 255, 255, 127

255
192
203
0, 63, 52, 0

255
165
0
0, 89, 255, 0

192
192
192
0, 0, 0, 63

255
255
255
0, 0, 0, 0

102
0
153
50, 153, 0, 102

139
0
255
116, 255, 0, 0

128
128
0
0, 0, 100, 50

RGB adalah singkatan dari Red-Green-Blue, tiga warna dasar yang dijadikan patokan warna secara universal (primary colors). Dengan basis RGB, kita bisa mengubah warna ke dalam kode-kode angka sehingga warna tersebut akan tampil universal. CMYK merupakan standar industri cetak saat ini. Singkatan dari Cyan ? Magenta - Yellow, dan K mewakili warna hitam. CMYK merupakan standar warna berbasis pigment-based, menyesuaikan diri dengan standar industri printing. Sampai saat ini, dunia cetak-mencetak memakai 4 warna dasar dalam membuat warna apa pun.

Warna CMYK adalah warna yang berdasar pada pigmen warna (zat warna) yang umumnya dipakai dalam teknologi pencetakan. Berbeda dengan RGB yang mengabaikan warna hitam, maka dalam CMYK mengabaikan warna putih (karena dianggap warna putih adalah warna bidang cetakan/kertas). Jika anda memeriksa tinta pada printer warna, maka anda akan menjumpai 4 warna tinta yaitu Cyan (biru kehijauan), Magenta (seperti pink tapi lebih tua), Yellow (Kuning) dan Black (Hitam).



Pada dasarnya printer dan monitor adalah dua perangkat yang berbeda, bahkan basis manajemen warnanya pun berbeda, monitor menggunakan mode RGB (seperti juga mata manusia-red) Sedangkan printer menggunakan CMYK. Yang satu menggunakan proses rasterisasi yang tingkat gradasinya lebih pendek yang satu menggunakan tingkat refleksi yang gradasinya lebih panjang. Coba lihat di Photoshop atau Corel dimana palet warna RGB menggunakan 255 tingkat gradasi sedang CMYK hanya 100 tingkat gradasi, pendek kata ada detail warna yang tidak bisa disimulasikan oleh printer (perangkat berbasis CMYK). Salah satu cara untuk mengatasi perbedaan dalam konversi warna dari RGB ke CMYK adalah ‘kalibrasi’. Proses kalibrasi warna adalah proses pencocokan warna agar semua perangkat pemroses citra (image) menggunakan satu patokan yang serupa. Untuk itu di aturlah agar warna pada monitor sebagai perangkat yang jangkauan warnanya paling tinggi hanya menampilkan warna yang bisa di hasilkan oleh printer. Jadi nanti sewaktu kita akan mencetak hasilnya akan ‘mirip’ seperti yang kita liat di monitor.




Silahkan Donasi melalui Dana, Ovo, GoPay dan Link Aja melalui link berikut :

Rubby blog's

Scrapbook Photos

20 April 2013

Di Jual Motor Suzuki FU 150



 Di Jual Motor Suzuki Satria FU 150 ,, warna Merah Hitam,, Tahun pembelian 2010,, bulan Agustus,,masih orisinil,, Plat AB....Harga Rp.14,8 Juta,, Hub : mimmin di HP 081808011944
maaf sudah laku.......................
SOLD OUT

Monday, 29 April 2013

ENTREPRENEURSHIP

ENTREPRENEURSHIP/KEWIRASWASTAAN/KEWIRAUSAHAAN




Rabu, 15/12/2004

Social Entrepreneur
Oleh: Rhenald Kasali
Every change begins with a vision and a decision to take action”. Demikian kata David Bornstein. Cara pandang itu tentu bukan hanya ada di kepala para usahawan, melainkan juga para relawan yang berjuang dengan penuh dedikasi. Munir, Romo Mangun, Anton Sudibyo (Yayasan Dian Desa), Bambang Ismawan (Ketua Yayasan Bina Swadaya), sampai Bunda Theresa, Bill Drayton (pendiri Ashoka: Innovator for the Public, di 46 negara), Jeroo Billimonia (pendiri jaringan pelindung anak-anak yang sedang menderita di India, Childline) dan Muhammad Yunus (pendiri Grameen Bank di Bangladesh yang memberikan pinjaman tanpa jaminan kepada rakyat miskin sebagai modal usaha). Mereka semua layak disebut Social Entrepreneur.

Dalam literatur tentang social change, kendati mereka melakukan perubahan yang sangat mendasar bagi masyarakat, mereka tidak pernah dianggap sejajar dengan Bill Gates atau Henry Ford yang mendatangkan banyak lapangan kerja. Masalahnya, teori-teori perubahan sosial lebih berkonsentrasi pada bagaimana ”ideas move people” daripada bagaimana ”people move ideas”. Jadi bagi mereka, ide adalah segala-galanya. Padahal dunia ini baru akan berubah kalau ada orang yang bergerak, menggerakkan dan memelihara gerakan itu. Itulah yang dilakukan oleh Social Entrepreneur.

Dalam dunia yang sudah penuh sesak, yang diwarnai nilai-nilai kejahatan dan kebencian, ide-ide kemanusiaan biasanya hanya bersembunyi di balik hati sanubari kebanyakan orang. Ketika ide-ide itu dimunculkan oleh satu-dua orang ke atas permukaan, maka ia mengalami jutaan ujian. Ia akan menjadi seperti sebuah usaha yang membutuhkan produser yang hebat dan promotor yang punya keberanian. Sekalipun karya itu sebuah masterpiece, ia tetap akan menghadapi persaingan, yaitu persaingan untuk memperoleh perhatian dan legitimasi. Dengan demikian ada banyak profesional dalam kegiatan sosial, tapi cuma sedikit yang benar-benar berhasil melakukan perubahan. Sebagian besar relawan umumnya kandas di tengah jalan, bubar begitu bantuan asing terputus. Sikap dan cara mereka bekerja, sama dengan birokrat yang gagal melakukan pembangunan.

Saya kira inilah jawabannya mengapa rata-rata birokrat gagal melakukan dan menerapkan social marketing. Untuk menggerakkan social marketing, pertama-tama mereka harus menjadi Social Entrepreneur dengan kepekaan terhadap kemanusiaan. Seperti kata Entrepreneur Thomas Edison, ”If we all did things we are capable of doing, we would literaly astound ourselves.”. Dengan kepekaan terhadap kemanusiaan, kapabilitas pelayanan akan tumbuh dan dari situ mereka akan mengenal apa-apa yang harus dan bisa dilakukan untuk memasarkan ide-ide menjadi sebuah produk sosial yang bermanfaat.

Untuk menjadi Social Entrepreneur setidaknya dibutuhkan enam sikap dasar. Pertama, kesediaan untuk berkorban dan segera bertindak. Pengorbanan bukan cuma harta benda, melainkan juga naluri untuk bersenang-senang, waktu, tenaga dan pikiran. Kedua, kesediaan untuk memulai bekerja dengan diam-diam. Social Entrepreneur memulai karyanya dari hal-hal kecil di daerah yang tidak dikenal. Butet bekerja di pedalaman Sumatera dengan anak-anak suku Kubu. Yayasan Dian Desa berkubang lumpur di desa-desa. Muhammad Yunus bekerja dengan buruh-buruh kasar dan tukang becak di Bangladesh. Biasanya mereka baru dikenal setelah karya-karyanya menjadi kenyataan dan ramai dibicarakan orang.

Ketiga, seperti layaknya seorang wirausaha bisnis, ia harus rela melakukan hal ini; Bekerja dengan energi penuh. Orang yang berenergi penuh ’tak ada matinya’. Ia melakukan banyak hal sekaligus dengan menembus berbagai dinding-dinding penyekat. Ia tak mengenal batas-batas yang dibuat manusia untuk membatasi ruang geraknya. Singkatnya ia bergerak menembus batas-batas disiplin antar bidang.

Keempat, ia menghancurkan ”the established structures”. Ia benar-benar bekerja independent dan tak mau terbelenggu oleh struktur yang seakan-akan mewakili kebenaran. Mereka bisa saja ditemukan di antara pegawai-pegawai pemerintahan atau dosen di universitas, tetapi yang membedakan mereka dengan teman-temannya adalah kebebasannya dalam bertindak dan berpikir. Mereka punya kecerdasan yang luar biasa dalam mengambil jarak untuk melihat ”beyond the orthodoxy” dalam bidang/pekerjaan mereka. Untuk melakukan hal ini, mereka mengambil resiko yang terlihat aneh, bahkan adakalanya dimusuhi oleh kalangan ”the establishment”.

Kelima, kesediaan melakukan koreksi diri. Kewirausahaan sosial sama seperti kewirausahaan bisnis, memerlukan kejernihan berpikir dan sikap-sikap positif. Artinya, kalau suatu langkah tidak bekerja dengan baik, mereka harus rela mengkoreksinya. Pada tahun 1990-an orang-orang sudah meyakini karya besar Muhammad Yunus yang sukses dengan Grameen Bank-nya untuk melayani segmen mikro, tetapi ia melihat tetap ada kelemahan-kelemahan yang merepotkan debitur untuk melunasi hutangnya. Pada tahun 2002, Yunus meluncurkan Grameen Bank II untuk melayani nasabah-nasabah mikro-nya dengan lebih baik lagi.

Yang terakhir adalah kesediaan berbagi keberhasilan. Mereka adalah orang-orang yang rendah hati, yang bekerja dengan prinsip, ”sukses ini bukan karena semata-mata karya Saya.”
Di tangan Social Entrepreneurs, dunia ini menjadi lebih bercahaya. Mereka merubah dunia dengan kasih sayang dan penuh semangat. Ada tangis, tapi juga ada tawa. Tapi lebih dari sekedar berkarya, mereka membangun sebuah kekuatan, yaitu kekuatan perubahan yang berkelanjutan. Andapun bisa melakukannya.

  • Langkah tindakannya selalu berpedoman kepada suatu “tujuan” yang telah ditetapka
  • Langkahnya berdasar kepada destination yang jelas, dan selalu mempertanggungjawabkan setiap tindakan yang diambil.
  •  SILAHKAN DOWNLOAD LINK BERIKUT : ENTREPRENEURSHIP POWERPOINT 

Sunday, 28 April 2013

Materi Public Relations


Permasalahan penting yang dihadapi oleh lembaga-lembaga ekonomi dan bisnis, lembaga-lembaga sosial serta politik saat ini adalah masalah “hubungan” (relationship). Permasalahan ini berkisar pada pertanyaan “bagaimana membangun dan mengembangkan hubungan-hubungan yang baik antara lembaga/organisasi dengan masyarakat (public) demi tercapainya tujuan dari lembaga/organisasi tersebut.

Beberapa tahun belakangan ini, masyarakat makin gencar menerima bombardemen iklan baik itu pengenalan produk serta iming-iming berupa discount, hadiah, undian, atau bentuk-bentuk lain yang menggiurkan, yang disebarluaskan secara canggih lewat iklan-iklan pada media cetak maupun elektronika, poster, spanduk, baliho dan sebagainya. Kegiatan ini sebagaimana sering kita dengar, disebut Hard Promotion. Disebut demikian karena setiap pengusaha selalu giat mencari celah dan kesempatan serta gencar mempengaruhi konsumen lewat perang iklan secara besar-besaran dan didukung dana yang besar pula. Sedangkan PR, dapat dianggap sebagai Soft Promotion; karena tidak secara langsung dan terang-terangan membujuk dan mempengaruhi calon pembeli.

Public Relations berniat menguasai konsumen dan masyarakat pada umumnya melalui Citra yang ditawarkan, yang hasilnya secara kualitas justru akan lebih baik, karena upaya-upaya PR menghasilkan konsumen yang fanatik dan setia terhadap produk suatu industri.  Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila saat sekarang ini jabatan atau profesi PR selalu dijadikan salah satu andalan oleh perusahaan-perusahaan atau industri-industri yang berkembang maju, terlebih-lebih industri jasa misalnya Bank, Asuransi, Transportasi, Akomodasi, dsb.

Beberapa pakar yang berperan dan menyumbang pengembangan Public Relations dengan pelbagai teori, antara lain :

·           Frank Jeffkins : PR consists of all forms of planned communication, Outward ang Inward, between an organization and its public, for the purpose of Achieving objectives concerning Mutual Understanding.

·           JC Scheidel (PR Director Division of Housing State of New York, USA) :PR adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha Manajemen untuk memperoleh Goodwill dan Pengertian dari pelanggannya, Pegawainya dan umum ;  Kedalam : Dengan mengadakan analisa terhadap diri sendiri. Keluar : Dengan mengadakan pernyataan-pernyataan.

·           Emmerson Reek : PR adalah kelanjutan dari Proses penetapan kebijaksanaan, pelayanan, sikap, yang disesuaikan dengan kepentingan organisasi/institusi yang diwakilinya, untuk memperoleh Kepercayaan dan Goodwill dari Public.

·           Rex Harlow (International Public Relations Association) : PR adalah fungsi manajemen yang Khas, yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan, jalur bersama antara organisasi dan Publik-nya mengenai komunikasi, pengertian dan kerjasama. Melibatkan dan membantu manajemen agar tahu dan tanggap terhadap opini publik, menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen agar melayani publik maupun mendukung manajemen dalam memanfaatkan percobaan secara positif-efektif, menggunakan teknik penelitian dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.
-->

BAGAIMANA PERKEMBANGAN PR DI INDONESIA?

Di Indonesia PR sebagai profesi baru dikenal pada sekitar tahun 1950-an (pada saat itu negara kita baru saja lepas dari masa penjajahan Belanda), kemudian berkembang bahkan pada dasa warsa berikutnya PR mendapat lahan cukup subur sejalan dengan perkembangan perekonomian pada saat itu. Selanjutnya pada dekade 10 berikutnya bahkan dekade terakhir ini, pertumbuhan dan perkembangan PR banyak dibutuhkan dan diminati oleh lembaga/Institusi/Industri.

Profesi PR banyak diincar dan merupakan jabatan menjaring banyak peminat, lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan PR banyak diincar dan merupakan jabatan menjaring banyak peminat, lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan PR tumbuh dengan marak, dan laris. Kemudian, sebagai bukti yang tidak dapat disanggah adalah, bahwa perusahaan-perusahaan besar yang sukses, selalu didukung oleh berkibarnya citra yang berkilauan, berkat upaya, kiat serta kegiatan PR-nya.

Dalam masyarakat kita dikenal 2 (dua) istilah yang konotasinya adalah PR, yaitu :
·         Hubungan Masyarakat disingkat Humas,
·         Public Relations disingkat Purel atau PR.
Dari segi bahasa, keduanya memberi arti yang sama/tidak berbeda. Bedanya (kalau ada) hanya sebatas bahasa saja, yaitu bahasa Indonesia dan Inggris. Keduanya juga menjalankan fungsi yang sama, yaitu : Sebagai pengelola Arus Komunikasi/Informasi (secara timbal balik), dan fungsi tambahan adalah sebagai pelaksana protokoler. Dalam praktek sehari-hari ternyata terdapat perbedaan, ialah pada PR ada fungsi penting sekali, yaitu

: PR Menunjang Kegiatan Pemasaran

Pada dasarnya seorang Public Relations dalam menunjang keberhasilan mencapai tujuan utama manajemen perusahaan/organisasi yang hendak dicapai, haruslah melalui kerja sama dengan berbagai pihak. Disamping itu harus mempunyai ketrampilan khusus, yaitu:

·         Creator
        Memiliki kreativitas dalam penciptaan suatu gagasan, ide-ide atau buah pikiran yang cemerlang.

·         Conceptor
Mempunyai kemampuan (skill) sebagai konseptor dalam hal penyusunan program kerja kehumasan dan program lainnya.



·         Mediator
Kemampuan menguasai teknik komunikasi, baik  secara lisan maupun tertulis dalam penyampaian pesan informasi dari lembaga/ organisasi yang diwakilinya kepada publik.

·         Problem Solver
Mampu mengatasi setiap permasalahan yang dihadapinya, baik secara pro-aktif, inovatif, dinamis dan solutif.

 

DASAR-DASAR PUBLIC RELATIONS

Kegiatan Public Relations pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi. Tetapi berbeda dengan jenis kegiatan komunikasi yang lainnya, kegiatan komunikasi dalam public relations mempunyai ciri-ciri tertentu, disebabkan karena fungsi, sifat organisasi dari lembaga di mana public relations itu berada dan berlangsung, sifat-sifat manusia yang terlibat, terutama publik yang menjadi sasaran, faktor- faktor eksternal yang mempengaruhi dan sebagainya yang bersifat khas.

Kunci sukses suatu komunikasi, dalam hal ini komunikasi dalam Public Relations, sangat tergantung pada prinsip pelaksanaan komunikasi yang efektif. Dalam kaitannya dengan prinsip komunikasi yang efektif, hal- hal yang perlu diperhatikan dan menjadi pertimbangan kerja seorang PR dalam menjalankan fungsinya adalah:

1.       RUANG LINGKUP PR

·         PR sebagai fungsi Manajerial
·         PR sebagai sarana promosi/pemasaran
·         PR sebagai image builder

2.       ORGANISASI PR

·         Posisi PR dalam struktur Organisasi
·         Peran PR dalam kegiatan pemasaran

3.       SIAPA MITRA PR ?

·         Masyarakat
·         Karyawan
·         Relasi (Instansi/ Asosiasi/ Company, dsb)
·         Para Opinion Leaders

4.       SIAPA PELAKSANA FUNGSI PR ?

Untuk industri jenis apapun, PR harus dilaksanakan dengan baik, oleh :

·         Porter (satpam/ bellboy/ doorman dsb),
·         Resepsionis
·         Customer Service
·         Sekretaris
·         Seluruh staf  pemasaran
·         Staf Public Relations itu sendiri
·         Para Manager
·         General manajer / Direktur, dst.
(Dalam skala pemerintahan, para Dubes pada hakekatnya adalah sebagai PR dalam skala besar)



Dosen Pengajar : Ir. Muslich Zainal Asikin, MBA, MT
 
Materi Lain dapat anda download disini :
https://rapidshare.com/files/2177858025/Dasar_Public_Relations.rar
https://rapidshare.com/files/1281453718/PR_dan_Konflik_di_PT.rar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More