Album Photo Ke-1

Contoh Portofolio kami,, persiapan shooting film FTV.

Album Photo Ke-2

Shooting acara pelatihan di Abhiseka,,Pelatihan Public Speaking Angkatan Ke-49.

Album Photo Ke-3

Penutupan Pelatihan Public Speaking Angkatan Ke-51,,Pelatihan di Abhiseka Training Center,,Jalan Ipda Tut Harsono No. 26 Yogyakarta.

Album Photo Ke-4

Menerima Copy CD/DVD dan Video Shooting, Service Komputer PC maupun Notebook dengan Harga Murah Meriah, untuk Wilayah Jogjakarta Hubungi 081 8080 11944.

Ini Album Photo Ke-5

Kami juga melayani pembuatan Video Company Profile, film Dokumenter, Video Klip, Jasa pembuatan Iklan, dll

Sunday 30 August 2015

Event Organizer



EVENT ORGANIZER


Definisi
Event Organizer (EO) adalah penyedia jasa profesional penyelenggara acara dan bertugas melaksanakan keinginan klien untuk mengerjakan acaranya mulai dari konsep, persiapan, eksekusi dan evaluasi acara. Orang yang bekerja di Event Organizer harus siap berpikir kreatif dan dinamis.  

Jenis EO berdasarkan bidang kerja
a.   Brand Activation adalah EO yang secara spesifik membantu client-nya untuk mempromosikan produknya untuk  peningkatan penjualan, peningkatan pengenalan produk ke konsumen dan dengan berinteraksi langsung ke target marketnya/konsumen.
b.  MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) adalah EO yang bergerak di bidang penyelenggaraan acara berbentuk pertemuan seperti rapat, gathering dan outbound suatu perusahaan.
c.       Entertainment adalah EO yang memiliki spesialisasi di bidang hiburan terutama konser music baik artis local maupun internasional.
d.     Private Organizer adalah EO yang bergerak menyelenggarakan acara yang bersifat pribadi atau tertutup untuk umum seperti;
-      Wedding Organizer  (WO) adalah EO yang mengkhususkan diri membantu klien mengadakan pesta pernikahan.
-          Birthday Organizer adalah EO yang ahli membuat pesta ulang tahun.
-          Private Party Organizer dalah EO khusus yang bergerak untuk penyelenggaraan pesta pribadi terutama bagi orang kaya. 

Syarat Strategis Event Organizer
a.      Mengelola  Dengan Baik Dan Profesional
Mengumpulkan beberapa orang yang akan mengerjakan tugas dengan bagian-bagian tersendiri. Pilih orang yang kita sudah tahu kapasitasnya atau buka lowongan pekerjaan untuk bagian tertentu. Terapkan  metode “teamwork and leadership”. Bekerja di dunia EO adalah “teamwork”, tidak ada sebuah event yang bisa dikerjakan sendiri, pasti kita akan butuh sebuah teamwork dan decision maker yang harus dibuat dalam waktu singkat.

b.      Mempunyai Spesifikasi
Banyak spesifikasi event organizer seperti Exhibition Organizer, Wedding Organizer, Marketing Communication Activity Organizer, MICE Organizer, Party Organizer dll. Pilih salah satunya dan  pelajari seluk beluknya. Fokus pada satu segmen. Jika ingin terjun ke segmen lainnya bentuklah tim khusus untuk menanganinya tanpa melibatkan tim yang sudah ada. 

c.      Kemampuan Presentasi Dan Bernegosiasi
Salah satu kunci utama EO adalah memiliki kemampuan mempresentasikan sebuah proposal menjadi suatu proyek dan negosiasikan sebuah proyek menjadikan keuntungan. Sangat penting dalam meyakinkan klien atau sponsor untuk mengerjakan acara mereka

d. Persiapan Yang Matang
Keberhasilan sebuah event sangant bergantung pada persiapan event tersebut. Bahkan kesuksesan sebuah event dapat diprediksi dari faktor kesiapan ini. Persiapan bisa dimulai dari membentuk teamwork dan pembagian tugas masing-masing personal, budgeting yang benar, perijinan venue dan keramaian dan mempunyai rencana antisipasi masalah non tehnis. Yang lebih penting lagi adalah selalu kordinasi dengan tim maupun klien.

e.   Mempunyai Relasi Sponsor Dan Database
Setiap EO biasanya memiliki sponsor atau klien sendiri. Untuk mencari klien baru dibutuhkan database dan relasi untuk mempermudah proposal diterima kebagiannya. Selain database sponsor juga perlu database vendor, pengisi acara, venue dll yang sewaktu waktu pasti dibutuhkan.

h.  Utamakan Kualitas
Klien akan selalu menilai kualitas pengerjaan suatu acara. Kualitas yang dimaksud diantaranya kerapian pengerjaan produksi, rundown tepat waktu, ketertiban yang dijaga, tim yang solid dan kemampuan menghadapi kendala tehnis. Jika semua bisa teratasi tidak menutup kemungkinan jasa EO akan digunakan lagi oleh klien. 

Tahapan Penyelenggaraan Acara
Langkah umum dalam menyelenggarakan acara adalah sebagai berikut;
a.       Konsep
b.      Persiapan
c.       Eksekusi

  1. Konsep
Dalam setiap pembuatan konsep event, kita harus melihat spesifikasi produk dan sasaran konsumen. Konsep yang kreatif dan inovatif sangat mendukung terealisasinya sebuah acara. Salah satu membuat konsep dengan melihat apa yang terjadi di sekitar kita baik secara local maupun internasional. Waktu atau timing bisa untuk pembuatan konsep. Konsep terbagi menjadi tiga yaitu;
1. Konsep baku, yaitu konsep yang sudah ada dari klien dan EO tinggal mengerjakaan sesuai keinginan klien.
2. Konsep Orisinil, yaitu konsep yang dibikin EO sendiri dengan melihat potensi yang ada dimasyarakat.
3. Konsep kombinasi, yaitu konsep dari klien yang dipadukan konsep dari EO atau sebaliknya.      
Persiapan
  1. Pembuatan time schedule event. Mulai dari pembuatan proposal, eksekusi dan 
  2. Menuangkan konsep dalam bentul proposal.
  3. Membentuk tim sesuai kebutuhan event dan diberi penjelasan detail pekerjaan.
  4. Menghubungi perijinan tempat dan kepolisian dan pengisi acara.
  5. Menyebarkan proposal ke sponsor yang sesuai dengan konsep acara.
  6. Menghubungi seluruh supplier/vendor.
  7. Melakukan kontrak kepada semua pihak (sponsor, vendor dan pengisi acara)
  8. Penyebaran publikasi.
  9. Melakukan technical meeting dengan seluruh pendukung acara.
  10. Membuat checklist event secara detail dan memantau perkembangan pekerjaan vendor/supplier.

  1. Eksekusi
  1. Memposisikan orang berpotensi dan sesuai dengan bidangnya misalnya stage manager, produksi dan general affair.
  2. Memantau ketat pengerjaan vendor di venue.
  3. Rundown acara yang tepat waktu.
  4. Selalu menjaga kualitas event dengan konsep harus sesuai dengan apa yang telah dipresentasikan awal kepada klien.
  5. Sesering mungkin meng-announce produk klien kepada audience, atau ucapan terima kasih.
  6. Menjaga keamanan dan ketertiban event
  7. Mendokumentasikan setiap aktifitas event untuk kebutuhan pembuatan Event Report yang biasa digunakan untuk syarat pelunasan biaya sponsor. 


Copyright,

Materi Training Event Organizer
ABHISEKA TRAINING CENTER
Jl. Ipda Tut Harsono No. 26 Yogyakarta 55165 Telp. 0274 566777, 566759


 

Friday 28 August 2015

TEAM BUILDING

TEAM BUILDING




Outbound Pegawai Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta

Outbound Staff Yayasan HRC

Outbound Staff Pertamina Semarang


Team Building adalah bentuk kerja sama dalam satu tim. Unsur dalam kerja sama adalah saling mendukung, bersatu, menghargai, sehati-sejiwa, saling mengisi dan menguatkan, serta kompak. Dengan demikian, suatu organisasi yang mempunyai jiwa team building akan mampu mencapai tujuan bersama. Meskipun rintangan yang dihadapi tidak ringan, tetapi tim yang kompak pasti dapat menanganinya dengan baik.

Para Ahli yang berpengalaman berpendapat bahwa satu tim yang mempunyai satu hati dan satu tekad akan bisa melakukan apapun. Team building bukan sekedar teamwork. Teamwork merupakan unsur aksi secara aktif dalam momen tertentu. Keduanya sama-sama mempunyai makna positif. Namun, team building jangka waktunya lebih abadi. Team building lebih luas daripada teamwork.

Pada Team Building, ada proses saling mengenal, proses belajar, trial and error, ada pengalaman kebersamaan yang saling dirasakan manfaatnya, serta saling mempunyai komitmen demi tim yang satu. Satu pada team building dengan satu pada teamwork agak sedikit berbeda. Selain jangka waktunya lebih lama, team building mencatat pula tahapan proses yang tidak dimiliki oleh teamwork.

pada suatu perusahaan, sebuah team building bisa dimulai ketika seseorang direkrut, menjalani seleksi, dan mendapatkan pengarahan ketika diterima. Pengarahan bisa mengacu pada pentingnya kerjasama tim. ada berbagai simulasi yang harus dilihat oleh orang baru di perusahaan. Ketika mulai bekerja dalam masa percobaan, dia melihat bagaimana seniornya begitu antusias membantu dirinya yang masih baru. Dalam pekerjaan sehari-hari, dia merasakan bagaimana bantuan tenaganya sangat berharga dan merasakan bimbingan orang lain. Tidak ada perbedaan yang berarti antara orang lama dengan orang baru. Mereka adalah satu.

Saat menuju pencapaian visi, pasti ada kendala yang dihadapi. Kendala bisa dari dalam dan luar. Kendala dari dalam berupa aksi individu yang ingin menonjolkan diri. Kendala dari luar terjadi karena persaingan dengan organisasi lain, kesulitan pasokan energi, dan hantaman secara langsung yang bisa mengoyakkan sendi-sendi perusahaan. Ketika mereka mendapatkan pengalaman gagal, pada kesempatan berikutnya mereka akan mendapatkan keberhasilannya yang gemilang. Mereka mulai merasakan adanya sesuatu yang ringan jika menangani pekerjaan bersama-sama. Walaupun jumlahnya banyak, mereka tetap satu. Mereka adalah satu. Inti team Building adalah satu.

Training Team Building atau Outbound Training bagi perusahaan bisa anda dapatkan di Abhiseka Training Center Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia yang beralamat di Jalan Ipda Tut Harsono (Timoho) No. 26 Yogyakarta 55165. Telp. (0274) 566777, Fax. (0274) 555185.
Biaya pelatihan tergantung Lokasi Outbound misalnya di Kalikuning Kaliurang, Desa Wisata kaliurang, di pantai, atau Arung jeram Magelang,dll. berapa lama, pakai menginap di Hotel atau hanya sehari dan biaya Transportasi, snack, makan bisa di negosiasikan tergantung kesepakatan.


Wednesday 26 August 2015

PENGEMBANGAN MOTIVASI

PENGEMBANGAN MOTIVASI

Bila kita berbicara tentang motivasi, biasanya hal-hal yang menjadi pusat perhatian adalah faktor-faktor apakah yang menjadi pendorong orang untuk melakukan sesuatu dan mengapa seseorang melakukan sesuatu. Contohnya mengapa seseorang sangat rajin dan tekun dalam melakukan sesuatu, sedangkan yang lain tidak. sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut perlukah kiranya memahami apa yang dimaksud dengan motivasi tersebut.

Motivasi secara umum diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Peranan motivasi ini sangat besar dalam mengarahkan seseorang dalam bertingkah laku. Proses timbulnya motivasi didukung adanya kebutuhan seseorang yang belum terpenuhi. setiap orang mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Kebutuhan-kebutuhan tersebut muncul dan akan mempengaruhi tingkah laku seseorang. Kebutuhan yang mempunyai kekuatan yang besar pada saat tertentu akan menjai prioritas utama untuk dilaksanakan. Secara umum proses motivasi seseorang dapat digambarkan sebagai berikut:

Proses

Telah disebutkan bahwa motivasi terjadi bila ada kebutuhan yang harus dipenuhi seseorang. Setiap Orang mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda, semua kebutuhan tersebut muncul setiap saat dan saling mempengaruhi tingkah laku seseorang. Kebutuhan yang mempunyai kekuatan yang terbesar pada saat tertentulah yang akan mendapat prioritas untuk dilaksanakan.

Kebutuhan yang telah terpuaskan tidak akan menjadi pendorong untuk memotivasi seseorang lagi. Misalnya: Jika kebutuhan yang besar untuk memuaskan rasa lapar sudah terpuaskan (dengan makan), maka kebutuhan akan makan untuk saat itu menjadi tidak penting lagi, dan kebutuhan lain akan menjadi lebih penting. Pemuasan kebutuhan makan dan kebutuhan lainnya mungkin terhambat. Pemenuhan kebutuhan yang terhambat tersebut kadang kala dapat menurunkan kekuatan untuk memenuhinya, dan bila hambatan itu sudah sedemikian besarnya orang bisa menjadi frustasi.
Manusia hidup mempunyai bermacam-macam kebutuhan, ada yang mendesak artinya segera dipenuhi ada pula kebutuhan yang sifatnya tidak segera minta dipenuhi.
Contoh : Bermacam kebutuhan manusia 



Pertama-tama individu akan melihat kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi individu akan memilih kebutuhan yang paling mendesak untuk segera dipenuhi. setelah menentukan kebutuhan yang akan dipenuhi, individu akan mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Setelah itu individu akan mengarahkan perilakunya untuk mencapai tujuan tersebut. Pada waktu tertentu individu akan melihat hasil dari usaha yang telah dilakukan. Individu akan melakukan evaluasi apakah hasil yang sudah dicapai sudah sesuai dengan yang diharapkan.

Suatu analisa kebutuhan manusia yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Abraham Maslow dari Amerika Serikat.
Menurut Maslow kebutuhan manusia itu berjenjang/bertahap, seperti contoh dibawah ini:

TAHAP KEBUTUHAN MANUSIA
(Maslow)



Menurut Maslow, dimulai dari bayi, kebutuhan manusia ada di jenjang terbawah. Yang menjadi kebutuhan pokoknya adalah kebutuhan Fisiologis. Bagi orang dewasapun kebutuhan dasar yang harus terpenuhi dahulu. Kebutuhan dasar ini adalah kebutuhan manusiawi untuk kelangsungan hidup manusia seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan sex; kebutuhan akan dipenuhi sampai tingkat yang diinginkan.

Jenjang kebutuhan yang diketengahkan Maslow tersebut tidak selalu mengikuti jenjang dari yang terendah ke yang tertinggi, pada beberapa individu yang khusus, jenjang tersebut tidak urut dari yang paling dasar ke jenjang yang paling tinggi. Misalnya : tokoh Martin Luther King dari Amerika, mempunyai kebutuhan tertinggi yaitu aktualisasi diri meskipun kebutuhan akan rasa aman tidak terpuaskan. Pada keadaan tertentu, jenjang kebutuhan dapat mundur kebelakang. Misalnya, dalam keadaan bangkrut, seseorang yang telah mencapai jenjang kebutuhan tinggi dapat kembali mempunyai kebutuhan fisik yang dominan.

Seseorang Psikolog bernama David McClelland telah mengelompokkan motivasi manusia menjadi 3 kelompok besar: Motivasi berprestasi, Motivasi beraffiliasi, dan Motivasi berkuasa.


Modul Program Pelatihan Sekretaris Eksekutif Lembaga Pengembangan Bisnis Abhiseka
Jl. Ipda Tut Harsono No. 26 Yogyakarta, Telp. 0274 566777
1 Nopember 2013 Editor oleh Rubby

Tuesday 25 August 2015

Materi Public Speaking

Materi Pelatihan Public Speaking



Setiap orang memiliki kemampuan untuk berbicara didepan orang banyak, namun ketika seseorang diminta untuk tampil berbicara didepan umum Ia mengalami demam panggung, cara penyampaian kurang meyakinkan sehingga mengakibatkan persepsi audiens tidak sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, upaya mempersiapkan dan melatih diri untuk mampu tampil berbicara didepan umum dengan baik, merupakan bagian keberhasilan berkomunikasi seseorang.





PUBLIC SPEAKING


Ketika akan memulai berbicara di depan umum, baik sebagai MC, Presenter atau apa saja yang menuntut kita berbicara di depan umum, kita biasanya berpikir “Apakah aku harus menggebu-gebu atau pelan-pelan?” “Dimanakah aku harus berdiri?” “Bagaimanakah gerakan yang harus aku lakukan?” “Harus cepat atau pelankah aku akan berbicara?”  “Bagaimana kalau aku berbuat kesalahan?”  “Kapan aku harus berhenti?” dan lain sebagainya.  Pertanyaan ini muncul biasanya dari ketidakpercayaan diri. Kepercayaan diri dalam berbicara di depan umum memang tergantung dari kebiasaan. Meskipun demikian, mengetahui bagaimana kita menampilkan diri akan membantu  kita memperoleh kepercayaan diri.
Berbicara di depan umum menuntut pembicara menampilkan dirinya dengan baik karena pada kesempatan itulah dirinya menjadi pusat perhatian. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah: Bagaimanakah penampilan yang baik itu? 
Penampilan yang baik dalam presentasi, berpidato, atau memimpin acara adalah penampilan yang dapat membuat hadirin dapat menangkap pikiran-pikiran yang dikemukakan pembicara dengan jelas, menarik dan tidak “mengganggu” hadirin dalam memahami apa yang disampaikan pembicara.  Seandainya pembicara bergumam, tidak berdiri dengan tenang, melihat ke luar jendela, atau berbicara monoton, maka pastilah apa yang ingin disampaikan pembicara sulit ditangkap hadirin. Hadirin juga akan sulit menangkap misi yang disampaikan jika penyampaiannya terlalu berlebih-lebihan baik dengan gerakan-gerakan dan suara yang sangat dramatis.
Sebagaian besar hadirin akan lebih menyukai penyampaian yang mengkombinasikan antara unsur-unsur penyampaian yang formal dan yang biasa dilakukan dalam bercakap-cakap, yaitu langsung, spontan, dan antusias.
Metode Penyampaian
Metode penyampaian merupakan faktor yang penting dalam presentasi, pidato, atau pembawa acara. Ada empat cara penyampaian yaitu:
·      berbicara dengan membaca naskah
·      berbicara berdasar hafalan teks yang disiapkan
·      berbicara tanpa persiapan
·      berbicara dengan catatan pokok pembicaraan
Berbicara dengan membaca naskah, biasanya dilakukan pada upacara-upcara yang sangat resmi atau karena waktu yang sangat berharga.  Dengan demikian ketepatan dari kata per kata menjadi kunci utama. Meskipun demikian, cara penyampaian haruslah diusahakan wajar seperti percakapan biasa. Karena sifatnya yang resmi seorang MC, misalnya, membaca dari teks yang sudah disiapkan. Makin resmi suatu acara, maka makin besar tuntutan seorang MC untuk ketepatan berbicaranya.
Berbicara berdasar hafalan tidak banyak dilakukan orang lagi. Dalam memakai metode ini speaker harus betul-betul hafal dan harus nampak wajar seperti berkomunikasi.
Berbicara dengan tanpa persiapan biasanya dilakukan dalam pertemuan bisnis, menjawab pertanyaan, dll. Kelemahan metode ini adalah dalam masalah strukturnya, karena mengorganisasi apa yang diucapkan dalam waktu yang mendesak memang cukup sulit.
Berbicara dengan catatan kecil, outline, atau pokok-pokok pembicaraan saja, memberikan kondisi yang komunikatif. Memang terlihat sulit tetapi metode ini adalah metode yang paling mudah dalam menciptakan output yang baik karena metode ini memungkinkan kita mengorganisasikan pikiran kita, menciptakan suasana yang lebih formal, dapat beradaptasi dengan keadaan, tidak kaku.

Ekspresi Suara
Setiap orang mempunyai karakter suara yang berbeda-beda dan masing-masing memberi keunikannya sendiri-sendiri. Meskipun pembicara memberikan ciri-ciri khasnya ada kriteria umum yang disukai orang dan menarik.  Jadi dapat dikatakan bahwa salah satu aspek dari keberhasilan berbicara di depan umum adalah suara kita.  Ekspresi suara harus diperhatikan oleh pembicara adalah:
  1. Volume. Pada masa sekarang ini loud speaker sangat membantu penampilan suara kita sehingga kita tidak terlalu sulit menyesuaikan suara kita.
  2. Intonasi. Mengutarakan apa yang ada dalam pikiran kita tidaklah hanya memperhatikan kata-kata yang meluncur dari mulut kita saja. Intonasi adalah faktor yang sangat penting dalam menjalin komunikasi dengan hadirin. Dari intonasilah pembicara akan nampak kaku, tidak percaya diri, sombong, malas, seperti anak-anak, senang, bosan, dinamis, menyenangkan dsb.
  3. Ritme atau tempo bicara. Kecepatan berbicara seseorang merupakan hal yang penting dalam berpidato. Agar efektif, pembicara haruslah menyesuaikan ritme berbicaranya dengan hadirin, suasana yang ingin diciptakan, dan kata-kata yang ingin ditekankan, dan materi yang disampaikan.
  4. Pause.  Meskipun pause atau berhenti ketika berbicara tidak nampak penting, tetapi faktor ini yang dapat memberikan kesan mampu dan tidaknya seseorang berbicara.  Tidak ada orang yang berbicara tanpa berhenti, seseorang pasti berhenti tetapi yang menjadi masalah adalah pembicara haruslah tahu kapan dia dapat berhenti. Yang penting diingat adalah mengusahakan menghilangkan filler ketika berhenti.  Meskipun yang tersulit dalam public speaking adalah menghilangkan filler tetapi jika terus berlatih filler tersebut akan hilang.
  5. Artikulasi. Artikulasi sangat dipengaruhi oleh budaya suatu daerah. Artikulasi dalam berpidato atau presentasi tidaklah seketat artikulasi dalam ke-MC-an. Meskipun demikian, pembicara harus memperhatikan artikulasinya karena menunjukkan kejelasan dan kerapian berbicara.


Aspek Non-Verbal
(Ekspresi Wajah dan Bahasa Tubuh)

“Men trust their ears less than their eyes” kata ahli sejarah Yunani, Herodotus, kurang lebih 2400 tahun yang lalu. Disini dapat berarti bahwa seandainya gerak-gerik tubuh tidak sesuai dengan apa yang dikatakan maka orang akan lebih percaya bahasa tubuhnya daripada kata-katanya.
Presenter pemula biasanya bingung dan cemas bagaimana dia akan membawakan dirinya.  Dia terutama akan bingung dimana dia akan menaruh tangannya. Yang sering terjadi adalah dia akan menaruh tangannya disaku. Orang boleh-boleh saja merasa nervous tetapi dia tidak dapat menampakkan kenervousan tersebut. Pembicara haruslah nampak tenang, percaya diri dan gaya. Jadi pembicara tidaklah hanya cukup tahu apa yang hendak dikatakannya tetapi juga tahu bagaimana dia mengungkapkannya.

Penampilan non-verbal ditunjukkan dengan penampilan:

1.      Penampilan Busana,
Yang termasuk aksesoris, sepatu, rambut. Aspek non verbal ini dan dapat disebut dengan “bahasa’ artifactual. Meskipun sifatnya semu dan seolah-olah bukan merupakan bagian dari diri pembicara, tetapi pengaruh terhadap hadirin begitu besar. Yang paling penting dalam masalah berbusana ini, kita tahu kapan dan dalam kesempatan apa kita berbicara karena busana selalu harus menyesuaikan kesempatannya, waktu, hadirin, dan kesan yang ingin kita dapatkan dengan busana tersebut.
Dalam berbusana, seseorang haruslah tahu prinsip berbusana untuk berbicara di depan umum adalah “common sense” dan “achieving good taste”.  Dalam meraih kesan tersebut orang haruslah nampak: (1) percaya diri; (2) enak atau nyaman; (3) terkendali (kita memakai busana bukan busana memakai kita).
Dari ketiga prinsip tersebut dapat kita simpulkan bahwa penampilan busana kita haruslah dapat memperjelas apa yang hendak disampaikan dan bukan sebaliknya membuat bingung hadirin.
2.      Gerakan Tubuh dan Tangan. 
Gerakan tubuh dan tangan haruslah dapat membuat hadirin lebih jelas menangkap maksud si pembicara. Pembicara melakukan “moving”; “acting” hanyalah semata-mata untuk memperjelas apa yang dikatakannya. Dengan demikian gerakan yang terlalu berlebihan akan sangat mengganggu penampilannya. Sebaliknya, gerakan yang monoton atau tidak ada gerakan sama sekali akan membuat hadirin mengantuk.
Perasaan nervous sering mendorong seseorang menggerakkan tubuh dan wajahnya secara tidak wajar. Perasaan ini mendorong orang kadang terlihat overacting dan sebaliknya terlihat minder. Gerakan tubuh dan tangan haruslah nampak anggun, wajar dan spontan, serta dapat membantu memperjelas dan menekankan ide yang ingin disampaikan serta sesuai dengan hadirin.



3.      Kontak Mata
Kira-kira 75% dari komuniksi non verbal dilakukan dengan wajah kita. Jika penting kita belajar menggunakan otot-otot wajah kita untuk mengungkapkan apa yang kita kehendaki dengan tepat. Bola mata memang tidak mengekspresikan emosi, tetapi dengan memanipulasi bola mata dan wajah sekelilingnya, terutama kelompok mata atas dan alis, kita dapat menangkap pesan-pesan non verbal yang disampaikan. Begitu pentingnya kontak mata, sehingga ada pepatah mengatakan bahwa mata adalah “jendela jiwa kita’.
Cara yang tercepat untuk menciptakan komunikasi dengan pendengar adalah lihatlah mata mereka dengan bersahabat. Idealnya berbicara di depan publik 80% sampai 90% dari waktu pembicaraan, haruslah melihat audience. Akan tetapi, tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, melainkan bagaimana cara memandang itupun sangat penting. Pandangan yang kosong meskipun melihat mata lawan bicara, juga hampir sama jeleknya dengan tidak melakukan kontak mata sama sekali. Demikian juga pandangan mata yang dingin, kaku, dan sombong.
Mata harus memancarkan rasa percaya diri, kesungguhan, jujur dan bersahabat. Mata harus mengatakan “saya senang berbicara di depan anda; saya benar-benar jujur dengan apa yang saya katakan dan saya ingin andapun demikian”.

Melatih Teknik Berbicara di Depan Umum

  1. Latihlah berbicara dengan membaca outline. Berbicaralah dengan keras dan melihat apakah setelah outline itu disampaikan dalam bentuk pidato menjadi terlalu pendek atau terlalu panjang. Apakah point-point utamanya sudah jelas?
  2. Apakah point-point pendukungnya jelas, meyakinkan, menarik?  Apakah pendahuluan dan penutupnya sudah nampak? Ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan ini kita dapat memperbaiki pidato kita sedikit demi sedikit.
  3. Persiapkan outline apa yang akan dibicarakan dengna memperbaiki outline yang sudah dibuat sebelumnya. Pastikan bahwa outline tersebut sesingkat  mungkin, dan dapat dibaca dengan jelas kata demi kata.
  4. Latihlah pidato anda dengan keras beberapa kali. Jangan khawatir anda membuat kesalahan. Yang penting adalah konsentrasikan diri anda pada ide utama dan jangan menghafal kata demi kata.
Kemudian mulailah dengan memulas dan memperbaiki penampilan berpidato. Latihlah di depan kaca untuk melihat kontak mata anda. Juga seandainya memungkinkan latihlah dengan merekamnya untuk melihat ekspresi suara anda. Anda akan dapat manfaat jika ada orang lain yang dapat memberi komentar.

Memang untuk mendapatkan hasil yang maksimal hilangkanlah rasa malu, segan dan gengsi karena berbicara di depan umum adalah ketrampilan biasa dan seni dan bukan suatu ilmu yang hanya dipelajari tanpa dipraktekan.
Berbicara di depan umum sama seperti naik sepeda yang akan menjadi terbiasa karena volume berbicara yang bertambah. Latihanlah yang kemudian menjadi kunci utamanya.  Latihan bahasa tubuh dan ekspresi wajah adalah seperti memasak makanan.
Kita haruslah mencampur dengan komposisi yang tepat dan memasaknya dengan baik.

Biaya Pelatihan Public Speaking di Abhiseka : 700 Ribu
Materi Pelatihan Public Speaking : Komunikasi Efektif & Teknik Presentasi, Ekspresi Suara, Performance, MC & Pembawa Acara, Latihan-latihan, 4 Minggu, 17.00-20.00 WIB, 30' Break
1 Minggu 2 Kali Pertemuan setiap hari Selasa dan Kamis Jam 17.00 - 20.00 WIB


Copyright,

Bahan Serahan Pelatihan Public Speaking 
ABHISEKA TRAINING CENTER
Jl. Ipda Tut Harsono No. 26 Yogyakarta 55165 Telp. 0274 566777, 566759


Silahkan Donasi melalui Dana, Ovo, GoPay dan Link Aja melalui link berikut :



Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More